Mirrorless atau DSLR
Banyaknya jenis kamera terkandang membuat bingung kamera apa yang baik digunakan untuk foto produk murah atau foto dokumentasi dengan budget yang murah. Ternyata kamera mirrorless bisa menjadi solusi agar modal melakukan foto produk bisa menjadi murah, selain yang harganya terjangkau juga banyak kelebihan lainnya. Mari kita simak 10 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Kamera Mirrorless
1.Kamera mirrorless ukurannya lebih kecil dan lebih ringan?
Olmypus EM5 dan Canon 5d. Sama-sama pakai lensa 24-70 f/2.8. 700 gr Kg vs 1700 gram.
Sebagian besar, iya. Tapi bisa juga tidak, apalagi kalau ukuran sensor kameranya besar. Karena kamera mirrorless adalah sebuah sistem, jadi jangan lupakan lensa. Semakin besar sensor, maka ukuran image circle pasti lebih besar, sehingga ukuran lensa pun membesar menurut fisika.
Coba bandingkan lensa DSLR 70-200 f/4 canon dengan lensa serupa milik sistem mirorrless Sony A series. Ukurannya tak jauh berbeda. Untuk ukuran body, jelas sony A7 series jauh lebih kecil. Tapi lensanya? Belum tentu.
Ada juga mirrorless seperti samsung NX1 yang ukurannya serupa denggan DSLR mid level. Kecuali kamu butuh fitur-fitur yang tak ada di DSLR dan ada di kamera mirrorless segede gaban itu, saya sih lebih memilih DSLR.
2. Autofokus kamera mirrorless lebih lambat?
Awal-awal kamera mirrorless muncul, mungkin iya. Tapi di 2015 ini, kecepatan autofokus sudah bukan masalah. Yanga masih menjadi masalah adalah kecepatan Autofokus untuk mengikuti benda bergerak (AF-C, AF servo, semacam itu).
Untuk autofokus statis (AF-Single, bukan AF Jomblo) kamera mirorrles bahkan beberapa lebih cepat daripada DSLR. Menurut pengalaman saya, untuk AF statis kamera mirrorless dari Olympus dan Panasonic paling juara. Disusul oleh Sony, Samsung, dan Fuji.Untuk AF tracking, Sony dan Fuji sepertinya masih lebih unggul daripada merk lainnya.
3. Kualitas Foto Mirrorless sama dengan DSLR?
Kurang lebih iya. Dengan catatan perbandingannya dengan ukuran sensor yang sama. Misal saja mirrorless Sony A6000 hasil fotonya tak akan jauh berbeda dengan Nikon D7100 karena sama-sama berukuran APS-C. Atau Nikon D800 dengan Sony A7. Tentu saja pasti akan berbeda kemampuan high-iso dan dynamic range-nya, namun tak akan berbeda jauh.4. Bisa pakai lensa-lensa manual apapun?
Sony A7s dengan lensa mount Leica
Karena flange distance yang sangat pendek (jarak antara sensor dan lensa), kamera mirorrless bisa memakai lensa apapun, tentunya dengan adapter yang tepat.
Kombinasi yang populer adalah dengan menggunakan lensa-lensa leica legendaris yang harganya bisa untuk DP KPR di pinggiran Bekasi.
6. Leica merupakan kamera mirrorless sejak dahulu?
Sony A7 merupakan mirorless full-frame pertama? Sepertinya bukan. Karena Leica M series memang mirorrless sejak dulu. Tapi, Leica M juga bukan DSLR. Leica adalah jenis Rangefinder. Bahkan kamera-kamera saku (dan kamera handphone) memang kamera mirrorless. Namun disini term mirrorless adalah sebuah sistem kamera tanpa mekanisme mirror yang lensanya bisa diganti. Jadi kamera seperti Fuji X100 atau Ricoh GR walaupun ‘mirrorless’, tetap bukan mirrorless yang disebut orang-orang.7. Pilihan lensa kamera mirrorless masih sedikit
Mirrorless Interchangeable Lens Camera (MIL8. Shutter Kamera Mirrorless lebih Silent dan Fleksibel
Tak ada suara mirror yang bergerak saat shutter bekerja membuat suara kamera lebih tenang. Beberapa kamera mirrorless juga punya electronic shutter, shutter elektronik tanpa pergerakan mekanik sehingga menghasilkan shutter tanpa suara dan kecepatan yang bisa mencapai 1/32000 detik — tentunya dengan beberapa efek samping seperti jello effect.9. Kamera Mirorrless micro 4/3 kurang ‘bokeh’?
Contoh bokeh dengan kamera mirrorless. Panasonic GX7 + lensa 20 mm 1.7.
Saya rasa cukup walaupun memang tak bisa menandingin full frame.
Sekali lagi ini tergantung ukuran sensor dan aperture lensa. Kamera micro four third seperti olympus dan panasonic punya sensor yang 2x lebih kecil (atau 1.5x untuk sensor APS-C seperti Fuji X atau Samsung NX) daripada sensor ‘full frame’ seperti Sony A7 series sehingga DOF juga lebih tipis.
Sebagai contoh, jika menggunakan f/2.8 pada micro four third, maka ruang tajam (DOF) akan ekuivalent dengan f/5.6 di full frame. Dan juga sebaliknya, jika kita menggunakan f/2.8 pada full frame, maka untuk mendapatkan ruang tajam dan bokeh sama sama, kamera micro four thirds butuh f/1.4. Tapi ekuvalensi ini hanya berlaku pada ruang tajam ya. Untuk intensitas cahaya, f/2.8 tetap f/2.8 pada format apapun.
10. Batere kamera mirrorless lebih boros dibandingan DSLR?
Memotret menggunakan live view dengan Fuji XA-2 di Electronic City. Live
view di mirrorless memang menyenangkan, tapi memang tak hemat baterai.
Betul sekali. Sebagai contoh DSLR rata-rata bisa memotret sekitar 700-1000 foto dengan satu baterai. Sedangkan kamera mirrorless hanya sekitar 200-400 foto. Hal ini disebabkan karena kamera mirrorless butuh daya yang lebih besar untuk ‘live view’ dari sensor ke LCD. Sedangkan DSLR menggunakan optical viewfinder (jendela bidik optik) yang mungkin tak membutuhkan daya. Tapi ini sebetulnya normal, jika kita menggunakan mode live view pada DSLR, kemampuan baterai pun tak akan berbeda jauh dengan kamera mirorrless.
Jadi, apa kamu sudah tertarik untuk beralih ke mirrorless? Kalau masih penasaran bisa loh coba-coba berbagai jenis kamera di toko Electronic City terdekat
Sumber
**Jasa fotografi paling keren > klik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar